Balee Meusapat/Balai Desa(tempat administrasi gampong dan pertemuan para perangkat gampong Benteng)

Gapura (pintu masuk gampong Benteng)

Meunasah Al-Fitrah (tempat aktivitas dan beribadah umat muslim gampong Benteng)

Posyandu Cempaka (tempat pelayanan kesehatan gampong Benteng)

PAUD Ruhul Islam (tempat pendidikan anak balita gampong Benteng)

Gampong Benteng adalah sebuah perkampungan dipesisir kota Sigli kabupaten Pidie, Aceh dimana mayoritas penduduknya adalah para anggota TNI-AD KODIM 0102 Pidie dan para pensiumannya. Pada saat Tsunami tahun 2004, banyak penduduk asli Gampong Benteng yang menjadi korban keganasan gelombang besar tersebut. Setelah musibah besar yang melanda sebagian besar wilayah asia tenggara tersebut, warga Gampong Benteng membangun kembali kehidupan yang baru dengan suasana yang sangat berbeda. Dengan perlahan tapi pasti, kini warga Gampong Benteng memiliki kehidupan yang baru walaupun masih dibayangi oleh trauma yang amat mendalam.

Sekilas Sejarah

Pada masa kolonial Belanda wilayah yang kini disebut Gampong Benteng adalah pusat pemerintahan militer Belanda di wilayah Pidie. Bisa dilihat dari bangunan-bangunan sejarah yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Setelah Indonesia berhasil mengalahkan para kompeni-kompeni (sebutan untuk pasukan militer Belanda) tersebut dan mengusir mereka, bangunan-bangunan yang ada dialihfungsikan menjadi KODIM Sigli dan Rumah Sakit Umum Sigli serta sebuah penjara bekas Belanda kini menjadi Lembaga Permasyarakatan (LP) Sigli. Pada tahun 1980-an, KODIM 0102 Pidie pindah ke daerah Tijue (KODIM saat ini). Bangunan bekas KODIM 0102 Pidie menjadi Rumah Sakit Umum Sigli pun ikut hijrah ke daerah Tijue (RSU saat ini). Bangunan yang ditinggalkan juga dialihfungsikan menjadi perumahan bagi anggota TNI-AD KODIM 0102 Pidie. Setelah Tsunami, banyak bangunan sejarah yang hancur akibat diterjang gelombang besarnya. Hanya beberapa saja yang tertinggal hingga saat ini.

Dahulu Gampong Benteng disebut Asrama Benteng. Setelah dikeluarkan usulan adat-istiadat Pemprov Aceh, semua kawasan yang dipimpin oleh Keuchik (sama dengan Lurah) diubah menjadi Gampong. Mengapa dinamakan Gampong Benteng? Karena di wilayah ini banyak terdapat benteng-benteng pertahanan Belanda. Orang Sigli biasa menyebutnya Kurok-kurok. Sampai sekarang masih bisa kita lihat bentneg-benteng peninggalan Belanda di sepanjang garis pantai Gampng Benteng.